LemakAbdominal pada Ayam Kampung Super Apu-apu (Pistia stratiotes) yaitu tanaman air yang dianggap gulma oleh sebagian besar petani. Namun keberadaan tumbuhan Apu-apu menjadi peluang besar bagi peternak untuk dijadikan bahan pakan bagi ternak dan dapat menekan biaya ekonomis yang tergolong tinggi di karenakan terjadinya fluktuasi bahanArticlePDF AvailableAbstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar logam berat Cd, Cu dan Pb dalam air yang terkontaminasi logam berat dan mengetahui pengaruh perlakuan terhadap penurunan konsentrasi logam berat dalam air. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap RAL dengan 4 Perlakuan yaitu P1 0 gr apu-apu + 150 gr zeolit, P2 50 gr apu-apu + 100 gr zeolit, P3 100 gr apu-apu + 50 gr zeolit dan P4 150 gr apu-apu + 0 gr zeolit. Parameter utama dalam penelitian ini yaitu penurunan konsentrasi dalam air. Analisa data yang digunakan adalah analisa ANOVA untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap penurunan logam. Analisa kadar logam Cd,Cu dan Pb dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom SSA. Persentase Penurunan kadar Cd tertinggi yaitu % sedangkan yang terendah %, Persentase Penurunan kadar Cu tertinggi yaitu % sedangkan yang terendah %, dan Persentase Penurunan kadar Pb tertinggi yaitu % sedangkan yang terendah %, Nilai Penurunan kadar Cd, Cu dan Pb tertinggi diperoleh oleh P3. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata perlakuan terhadap penurunan konsentrasi dalam air pada taraf nyata p<0,05. Hasil penentuan uji presisi dan linearitas menunjukkan bahwa metode yang digunakan memiliki linearitas serta presisi yang baik. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Fitra Perdana on Feb 08, 2022 Content may be subject to copyright. Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 163 Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 164 Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 165 Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 166 Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 167 Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 168 607080P1 P2 P3 P4KonsentrasiPerlakuan% Removal Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 169 0100P1 P2 P3 P4KonsentrasiPerlakuan% Removal Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 170 0100P1 P2 P3 P4KonsentrasiPerlakuan% Removal Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 171 Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 172 Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 173 Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 174 Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 175 Received April 2021, Accepted Mai 2021 - Jurnal Photon DOI PHOTON is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License 176 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publicationsEfektivitas Serat Purun Tikuspada Peningkatan Kualitas AirStudi Kasus Air Limbah Peti di Kabupaten...April 2020Faradina Faradina Nurhasanah NurhasanahMega NurhanisaTelah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan serat tumbuhan purun tikus pada air limbah tambang emas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air limbah tambang emas setelah melalui proses filtrasi berbahan serat tumbuhan purun tikus. Pengujian menggunakan alat colorometri, gravimetri, pH meterdan spektrofotometer serapan atom. Pengambilan sampel air limbah tambang emas dilakukan di ... [Show full abstract] Mandor, Kabupaten Landak. Dalam penelitian ini digunakan variasi serat 75 gram dan 100 gram dengan waktu perendaman selama 12 jam, 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Parameter yang diuji meliputi pH, TDS Total Dissolve Solid, warna, dan kadar merkuri Hg. Kondisi awal air limbah tambang emas sebelum melalui proses filtrasi yaitu nilai pH sebesar 4,29, nilai TDS 144,00 mg/L, warna pada skala 60 dan kadar merkuri Hg sebesar 0,0021 mg/L. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai yang memenuhi standar baku kualitas air bersih pada variasi waktu 12 jam untuk parameter pH dan warna, 24 jam untuk paramater merkuri dan 72 jam untuk parameter TDS dan warna. Pada variasi ini diperoleh nilai optimum dengan persentase penurunan TDS sebesar 333%, warna 68% , pH sebesar 61% dan kadar merkuri sebesar 100%.Read moreArticleFull-text availableAnalisa Makanan Tradisional Jeruk Maman dari Daun Maman Cleome gynandra LAugust 2021 Photon Jurnal Sain dan KesehatanJeruk maman merupakan asinan sayur yang menghasilkan asam laktat, sehingga mempunyai cita rasa yang khas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas makanan Jeruk maman dari tiga variasi jeruk maman. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu melakukan penambahan cabai dan garam dalam jumlah yang berbeda pada jeruk maman. Jeruk maman yang dibuat sebanyak tiga variasi ... [Show full abstract] yaitu DKA 01 = daun maman 500 g, ditambah nasi 2% DKA 02= daun maman 500 gr penambahan, nasi 2% garam 2,25% dan cabai 1%, DKA 03= daun maman 500 gr penambahan nasi 2% garam 2,5% dan cabai 1%. Diamkan selama 3 hari, selanjutnya di analisa pH, kadar air,total asam laktat, bakteri asam laktat dan protein untuk semua perlakuan. Penelitian ini menggunakan bentuk Rancangan Acak Lengkap RAL non-faktorial dengan 1 faktor yang diuji terdiri dari 3 taraf perlakuan dan 2 kali ulangangan. Hasil penelitan Kualitas yang terbaik dari ketiga variasi jeruk maman yaitu pada analisa kadar protein kualitas yang terbaik adalah sampel DKA 01 dengan jumlah protein tertinggi yaitu 2,47% dan nilai total asam tertitrasi tertinggi juga pada sampel DKA 01 yaitu 0,37%. Sementara pada analisa pH terbaik adalah sampel DKA 02 yaitu 3,9 %dan DKA 03 yaitu 3,8 %. Hasil analisa BAL terbaik adalah sampel DKA 02 1,7 x 108 dan DKA 03 yaitu 1,5 x full-textArticleFull-text availablePemberdayaan Ekonomi Dasawisma Rantau Kopar, Rokan Hilir dengan βSaMaKiRiβ Sabun Mahasiswa Kimia UM...June 2022 Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRIKabupaten Rokan Hilir dikenal dengan kekayaan ragam budaya dan objek pariwisatannya. Salah satu tradisi turun temurun yang kini menjadi primadona wisata Rokan Hilir adalah ritual Upacara Bakar Tongkang yang kini menjadi agenda wisata tahunan Kabupaten Rokan Hilir. Sejak masa pandemi COVID-19 event tahunan ini terkendala pelaksanaannya mengingat akan mengundang banyak turis hadir dan kerumunan ... [Show full abstract] massa. Situasi ini memberikan dampak yang signifikan terhadap tatanan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat global, termasuk masyarakat di Desa Rantau Kopar, Kab. Rokan Hilir. Pada kegiatan ini dilakukan pemberdayaan ekonomi berupa penyuluhan dan pelatihan bagi Ibu-ibu Dasawisma Rantau Kopar untuk memproduksi sendiri produk sabun untuk penerapan protokol kesehatan dan peningkatan pendapatan. Kegiatan ini dilakukan secara offline/luring dengan protokol kesehatan yang ketat. Kegiatan terlaksana dengan baik, terlihat dengan antusias peserta akan materi-materi pelatihan, jumlah peserta yang tidak berubah dari awal kegiatan sampai selesai. Dari kegiatan ini dihasilkan produk sabun βSaMaKiRiβ yang diproduksi oleh peserta pelatihan dan Tim dari Prodi Kimia UMRI. Diharapkan kegiatan ini dapat berkelanjutan dan menjadi solusi untuk peningkatan ekonomi kreatif di Desa Rantau Kopar, Kabupaten Rokan full-textPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DENGAN TEPUNG KAYU APU Pistia stratiotes TERFERMENTASI DALAM PA...December 2021Gilang Setyawan Senny HelmiatiKayu apu merupakan tanaman air yang hidup mengapung pada suatu perairan lentik dan mempunyai kandungan nutrien yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrien kayu apu terfermentasi dan mengevaluasi pengaruh substitusi tepung kedelai dengan tepung kayu apu terfermentasi dalam pakan terhadap performa nila merah. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan ... [Show full abstract] empat perlakuan substitusi tepung kedelai dengan kayu apu terfermentasi sebanyak 0, 10, 20, dan 30% dengan tiga kali ulangan. Penelitian ini menggunakan nila merah berukuran 7-9 cm diberi pakan dengan dosis 3% biomassa dengan frekuensi pemberian sebanyak dua kali sehari dan dipelihara selama 60 hari. Parameter yang dievaluasi meliputi sintasan, pertumbuhan, rasio konversi pakan, rasio efisiensi protein, dan efisiensi pakan. Hasil uji proksimat tepung kayu apu terfermentasi mengandung kadar air sebesar 8,80 %, protein kasar sebesar 15,10%, lemak sebesar 3,12%, kadar abu sebesar 34,5%, dan serat kasar sebesar 33,96%. Tepung kayu apu terfermentasi tidak dapat mensubstitusi tepung kedelai sebagai bahan pakan. Substitusi tepung kedelai dengan tepung kayu apu terferementasi dalam pakan tidak mempengaruhi sintasan, efisiensi pakan dan rasio efisiensi protein namun berpengaruh terhadap penurunan performa pertumbuhan dan peningkatan nilai rasio konversi pakanRead morePengaruh Pemberian Pakan Fermentasi Berbasis Kiapu Pistia stratiotes L dan Probiotik terhadap Para...November 2017 Jurnal Ilmiah Mahasiswa PertanianAbstrak. Tujuan Untuk melihat pengaruh pemberian pakan fermentasi berbasis kiapu dan probiotik dalam pakan terhadap konsumsi, pertambahan berat badan serta penampilan ayam lokal pedaging ini dilaksanakan di Labolatorium Lapangan Peternakan LLP Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Penelitian berlangsung selama 90 hari, mulai tanggal 14 Februari β ... [Show full abstract] 23 April ini menggunakan 80 ekor ALPU unsex. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL yaitu 4 perlakuan dan 5 ulangan yang terdiri dari 4 ekor ayam unsex pada setiap unit perlakuan. Perlakuan P0 0% fermentasi tepung kiapu atau kontrol, P1 10% fermentasi tepung kiapu + 90% pakan komersil, P2 20% fermentasi tepung kiapu + 80% pakan komersil, P3 30% fermentasi tepung kiapu + 70% pakan komersil. Parameter yang diamati terdiri dari konsumsi pakan, pertambahan berat badan dan eksterior dalam dada, lingkar dada, lingkar paha, panjang badan, tinggi badan, dan lebar kepala. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisys of Variance ANOVA, jika diperoleh hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian disimpulkan bahwaPemberian pakan fermentasi berbasis kiapu Pistia Startiotes L mempunyai kandungan nutisi, imbangan pakan yang seimbang serta kecernaan bahan pakan, Pemberian pakan fermentasi berbasis kiapu Pistia stratiotes L menunjukan data yang stabil pada perlakuan P1 yang mengaandung 10% pakan moreLast Updated 01 Mar 2023Discover the world's researchJoin ResearchGate to find the people and research you need to help your work. Duabulan lalu, adik say a, Wiwin, m inta t olong u ntuk dibelikan fillet ikan kakap di pasar. Ada satu pedaga ng ikan di lantai atas yang menjual aneka jenis ikan la ut dan a ir ta war berukur an jumbo dan pas jika di fillet. K e ponakan saya, Fatih, sering alergi jika terlalu banyak menyantap daging ayam, dan s usah jika diajak mengkons umsi ikan utuh berduri, karena itu
Apu-apu merupakan salah satu tanaman air yang mempunyai potensi untuk dijadikan campuran pakan pada ransum ayam. Apu-apu mengandung serat, nilai nutrient, dan produksi biomassa bahan kering yang cukup tinggi sebesar 16,1 ton BK/ha/tahun Reddy dan Debusk, 1985. Penggunaan apu-apu dapat meningkatkan serat dan menurunkan energi metabolis ransum. Kandungan serat ransum yang tinggi ini mampu menurunkan lemak sebesar 25g dalam 100g pada daging ayam kampung Cahyono, 2001. Selain itu, apu-apu mengandung senyawa kimia penting yaitu flavonoid yang dikenal sebagai anti kolestrol Depkes, 2009. 7 Pakan Fermentasi Pakan merupakan bahan hasil dari pertanian, perikanan, peternakan dan industri yang mengandung nutrisi dan masih layak dipergunakan sebagai pakan ternak, baik yang sudah diolah maupun yang belum diolah. Bahan pakan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pakan tambahan, pakan penguat dan pakan hijauan Sudarmono dan Sugeng, 2008. Pakan hijauan merupakan pakan yang berasal dari hijauan dalam betuk daun β daunan yang biasanya disebut makanan kasar, hijauan dapat diberikan dalam dua macam bentuk yaitu hijauan segar dan kering. Pakan hijauan umumnya mengandung kadar serat kasar yang relatif tinggi, sehingga tidak dapat diberikan langsung pada ternak unggas karena mempunyai nilai kecernaan yang rendah Nasution, 1986. Gulma air seperti eceng gondok Eichcornia crassipes, duckweed Lemnaceae, kiambang Salvinia molesta, Azollamicrophylla, dan Apu-apu Pistia stratiotes L merupakan pakan hijauan yang berpotensi sebagai pakan unggas, karena kandungan proteinnya yang relatif tinggi Rusoff et al.,1980; Rahmawati dkk., 2002; Agung dkk., 2007; Laterme et al., 2009. Kiambang juga berpotensi sebagai pakan ternak dengan kandungan nutrisi seperti lemak kasar 6,19%, energi kkal/kg, protein kasar 16,64% serta mengandung asam amino esensial serta mineral seperti Ca, K, Mg, dan P Agung dkk., 2007; Laterme et al., 2009. Namun demikian, seperti hijauan lainnya gulma air juga mempunyai kendala dalam pemanfaatannya karena kandungan serat kasar yang relatif tinggi, sehingga belum dapat diberikan secara maksimal dalam ransum unggas. Untuk itu 8 perlu dilakukannya upaya dalam menurunkan serat kasar serta meningkatkan nilai nutrisi pada limbah dibutuhkan suatu proses yang dapat meliputi proses fisik, biologis, dan kimiawi antara lain teknologi fermentasi Pasaribu, 2007. Melalui aplikasi bioteknologi baik melalui suplementasi, fermentasi maupun penambahan probiotik yang dapat mengurangi efek negatif dari limbah gulma tanaman pada bahan pakan Bidura, 2006. Fermentasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas nutrisi. Pada proses fermentasi terjadi reaksi dimana senyawa kompleks diubah menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim dari mikroorganisme serta dapat mensistensis beberapa vitamin yang kompleks antara lain ribovlavin, vitamin B12 dan vitamin A. Hidayati, 2011. Menurut Widayanti 1996 fermentasi adalah suatu proses yang dilakukan mikroorganisme terhadap suatu subserat secara aerob dan anaerob untuk menghasilkan asam organik. Pada proses fermentasi faktor-faktor yang harus diperhatikan agar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang baik adalah suhu, pH, air dan oksigen Fardiaz, 1987. Binosil Ada berbagai mikroorganisme dapat digunakan dalam proses fermentasi untuk meningkatkan kualitas nutrisi gulma air sebagai bahan pakan unggas. Mangisah dkk, 2006 melaporkan, pemberian eceng gondok yang difermentasi menggunakan Aspergillus niger hingga 5% dalam ransum ayam broiler menghasilkan kecernaan yang menyamai pakan komersil sebagai pakan kontrol. Peningkatan nutrisi gulma air pada daun eceng gondok fermentasi diduga karena kemampuan Aspergillus niger dalam menghasilkan enzim amilase, selulase dan 9 amilo glukosidase yang mampu mendegradasikan selulosa dan hemiselulosa menjadi gula sederhana dan meningkatkan kandungan protein serta menurunkan serat kasar Judoamidjojo dkk., 1989. Setiyatwan 2007 juga melaporkan terjadinya peningkatan kandungan protein kasar sebesar 4,83% dan penurunan kandungan serat kasar sebesar 76,15% pada duckweed yang difermentasi menggunakan inokulum Trichoderma harzianum sebanyak 3x107 spora/100 gram substrat dengan lama pemeraman 24 jam. Zaman dkk. 2013 mengemukakan bahwa pemberian kiambang yang difermentasi menggunakan ragi tempe hingga 50% dalam ransum dapat meningkatkan biomassa ayam pedaging serta memperbaiki nilai konversi pakan. Salah satu produk inokulum produksi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI adalah binosil yang merupakan mikroorganisme campuran yang hampir sama dengan EM4 yang bermanfat dalam proses fermentasi karena mampu membantu meningkatkan efesiensi kecernaan suatu bahan pakan. Binosil merupakan bakteri yang dihasilkan dari bahan alami yang didalamnya terdapat berbagai jenis bakteri BAL yaitu Lactobacillus collinoides, Lactobacillus Delbreclei, Pedicoccus, Enterococcus, Leuconostoc, Yeast dan Fungi. Bakteri asam lakat adalah bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang dapat menghasilkaan asam amino, asam nukleat dan zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya serta berfungsi untuk mengikat LIPI, 2015. Hasil penelitian Rahmi 2015 melaporkan bahwa proses silase jagung putih yang difermentasi dengan binosil dan EM4 selama 21 hari menunjukan penurunan kandungan serat kasar 17,76% dan meningkatkan kandungan protein kasar 8,66%, serta mencapai pH 3,6. 10 Ayam Broiler Gordon dan Charles 2002, menyatakan bahwa ayam broiler adalah ayam hibrida modern yang berjenis kelamin jantan dan betina yang dikembangbiakkan oleh perusahaan pembibitan khusus. Kata broiler berasal dari kata kerja βto broilβ sate yang sering disama artikan dengan makna bahasa Inggris Amerika yaitu βto grillβ memanggang. Ensminger 1992, menyatakan bahwa ayam ras pedaging adalah ayam muda yang berumur 6-9 minggu dengan jenis kelamin yang berbaur dalam pemeliharaannya. Ciri-ciri ayam ras pedaging mempunyai tekstur kulit dan daging daging yang lembut, serta tulang dada merupakan tulang rawan yang fleksibel. Persyaratan mutu bibit ayam ras pedaging atau DOC menurut SNI 2005, yaitu berat DOC per ekor minimal 37 g dengan kondisi fisik sehat, kaki normal, dapat berdiri tegak, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ditemukan kelainan bentuk dan cacat fisik, sekitar pusar dan dubur kering. Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur dan kondisi bulu kering dan berkembang serta jaminan kematian DOC maksimal 2%. Untuk mewujudkan kemampuan genetik ayam broiler diperlukan pemeliharan, pencegahan penyakit dan pemberian ransum yang baik maka NRC 1994, membuat patokan kebutuhan nutrisi bagi ayam broiler. Kebutuhan protein untuk umur 0-3 minggu, 3-6 minggu dan 6-8 minggu masing-masing 23%, 20% dan 18% pada tingkat EMP 3200 kkal/kg NRC, 1994. Agustina 1995, menyatakan bahwa kandungan protein 22,51% dan energi sebesar kkal menghasilkan pertambahan bobot badan, konsumsi, dan konversi yang paling nutrisi ayam broiler periode srater dan 11 Starter Finisher 1. Kadarair % Maks. 14,0 Maks. 14,0 2. Protein kasar % Min. 19,0 Min. 18,0 3. Lemak kasar % Maks. 7,4 Maks. 8,0 4. Serat kasar % Maks. 6,0 Maks. 6,0 5. Abu % Maks. 8,0 Maks. 8,0 6. Kalsium Ca % 0,90 β 1,20 0,90 β 1,20 7. FosforP total % 0,60 β 1,00 0,60 β 1,00 8. Energi Termetabolis EM Kkal/Kg Min. 2900 Min. 2900 finisher sesuai Badan Standar Nasional Indonesia BSNI No 01-3931-2006 dapat dilihat pada Tabel Tabel Kebutuhan nutrisi ayam pedaging periode starter dan finisher Periode Pemeliharaan NO Parameter Satuan Sumber BSNI No 01-3931-2006 Neto et al. 2000 menyatakan bahwa dengan pemberian energi sebesar kkal dan protein 24% sangat nyata memberikan pertambahan bobot badan dan konversi ransum yang paling baik pada umur 0-21 hari. Temim et al. 1999 berpendapat bahwa dengan peningkatan pemberian kadar protein dari 20 sampai 25% dapat memperbaiki pertumbuhan dan efisiensi ransum pada umur 4-6 minggu. Hal ini erat kaitannya dengan efisiensi ransum karena semakin dewasa ayam maka nilai efisiensi ransum akan semakin besar. Situasi ini terjadi karena ayam yang semakin berat akan makan lebih banyak ransum untuk menjaga ukuran berat badan, maka dari itu penggunan protein sebesar 80% untuk menjaga berat badannya yang besar dan 20% untuk pertumbuhan sehingga efisiensi ransumnya menjadi kurrang baik Leeson, 2000 12 Saluran Pencernaan dan Organ Dalam Ayam Broiler Zainal 2007 menyatakan saluran pencernaan merupakan organ penting yang memiliki fungsi untuk mengubah bahan makanan menjadi hasil berupa daging maupun telur yang memiliki nilai tinggi dan bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Gillespie 2004 menyatakan bahwa sistem pencernaan unggas berbeda dengan sistem pencernaan hewan lainnya. Saluran pencernaan pada ayam pedaging terdiri dari mulut, kerongkongan esophagus, tembolok crop, proventikulus, rampela, usus halus small instentine, usus buntu sekum, usus besar large instentine, kloaka dan anus North and Bell, 1990. Menurut North and Bell 1990, pada dasarnya alat-alat pencernaan berguna dalam membantu proses pemasukan, penyimpanan, pencernaan maupun pembuangan bahan-bahan yang tidak berguna lagi bagi tubuh. Frandson 1992 menyatakan fungsi dari saluran pencernaan adalah untuk menyiapkan makanan supaya zat-zat makan yang terkandung dalam ransum dapat diserap oleh dinding usus dan kemudian masuk kedalam sirkulasi darah. North and Bell 1990 menyatakan proses pencernaan makanan pada unggas dimulai dari esophagus yang kemudian langsung disalurkan menuju tembolok, di dalam tembolok pakan akan mendapatkan sekreta mokus yang berfungsi untuk menghaluskan pakan. Pakan yang sudah dihaluskan akan digiring menuju lambung kelenjer Proventikulus, disini pakan akan disimpan sementara dan bercampur dengan enzim pepsin dan amilase yang dihasilkan organ tersebut. Pakan yang sudah melewati lambung kelenjer akan bergerak menuju lambung otot yang merupakan organ yang memiliki otot yang kuat, dan disinilah pakan akan dihancurkan. Pakan yang telah halus akan dikirim menuju usus halus, sekum, usus 13 besar, dan berakhir di kloaka. Waktu yang dibutuhkan seekor unggas untuk mencerna pakan dalam saluran pencernaan hanya membutuhkan 8-12 jam Scanes et al., 2004. Pemormans saluran pencernaan dipengaruhi oleh kesehatan usus, lingkungan, sekresi endogenous dan aditif Gauthier, 2002. Partikel-partikel yang besar secara mekanik akan diperkecil dengan tujuan saluran pencernaan berikutnya. Untuk memudahkan proses pencernaan mekanis maupun enzimatis dalam mempersiapkan ransum ternak banyak dilakukan dengan menggiling bahan-bahan ransum tersebut Parakkasi, 1990. Amrullah 2004 menyatakan bentuk paruh pada unggas disesuaikan dengan bentuk makanannya, di mulut terjadadi proses pencernaan enzimatis dengan bantuan enzim saliva dalam jumlah sedikit. Yuanta 2004 menyatakan mulut menghasilkan saliva yang mengandung amilase dan maltase saliva, produksi saliva 7-30 ml/hari tergantung pada jenis pakan, selanjunya makanan akan diteruskan ke esophagus, esophagus membentang disepanjang leher dan thorax, kemudian berakhir di proventikulus, esophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi melicinkan pada menuju crop tembolok merupakan kantong tempat penyimpanan makan sementara Crompton, 1999 kemudian makanan dilanjutkan ke proventikulus, pada proventikulus terdapat enzim pepsin yang berguna membantu pencernaan protein dan hydrochloric acid yang disekresi oleh glandular cell, sekresi enzim bekerja dan mengalir ke ventriculus Muljowati, 1999. Menurut Pond et al. 1995, bahwa ventriculus berfungsi menggiling atau memecah partikel makanan supaya ukurannya menjadi lebih kecil. Penggilingan makanan akan lebih cepat dengan adanya bahan abrasive seperti grit krikil, batu dan pasir yang masuk melalui mulut North and Bell, 14 1990 selanjutnya makanan diteruskan ke usus halus duodenum, jejenum, ileum. Menurut Pond et al. 1995 bahwa pH usus halus cenderung asam, namun mampu mencerna protein, karena dibantu oleh enzim-enzim proteolitik. Akoso 1993 menambahkan bahwa usus halus berfungsi sebagai penggerak aliran ransum dalam usus dan tempat penyerapan sari makan, di mana dinding duodenum akan mensekresikan enzim yang mampu meningkatkan pH zat makanan yang masuk, sehingga kelarutan dan penyerapan di jejenum dan ileum akan lebih meningkat, selain itu, duodenum merupakan pusat terjadinya liposisis dalam tubuh, sedangkan jejenum merupakan tempat penyerapan zat makanan terbesar, ileum merupakan tempat pertumbuhan bakteri saluran pencernaan. Sistematis saluran pencernaan pada ayam broiler dapat dilihat Gambar Gambar Sistem saluran pencernaan pada Ayam Pedaging Rasyaf, 1992 Proventrikulus Proventrikulus merupakan suatu pelebaran dari esophagus sebelum berhubungan dengan gizzard Suprijatna dkk., 2005. Proventrikulus berukuran lebih kecil, jauh lebih tebal dibandingkan dengan eshopagus, serta tempat terjadinya pencernaan enzimatis Amrullah, 2004. Menurut Scanes et al. 2004, 15 di dalam proventrikulus terjadi sekresi cairan lambung, asam seperti HCI dan mucus. Ensminger 1992 menyatakan proventrikulus berfungsi untuk memecah, mensekresikan cairan lambung yaitu pepsin dan asam hidroklorida. Pepsin berfungsi untuk memecah molekul protein sedangkan asam hidroklorida berfungsi untuk merubah susasana lambung dari basa menjadi asam. Makanan yasng masuk kedalam proventrikulus akan dicerna secara cepat dan terbatas. Piliang dan Djojosoebagio 2006 menyatakan bahwa kondisi pH yang ideal untuk aktiviras sekresi cairan lambung adalah 0,91 asam. Menurut Kirkpinar et al. 2011, persentase bobot proventrikulus ayam broiler umur enam minggu adalah sekitar 0,37% dari bobot hidup. Menurut Usman 2010, bobot proventrikulus mencapai 0,45% dari bobot hidup Yaman 2010 menyatakan berat proventrikulus berkisar 7,5-10 g. Ventrikulus Ventrikulus gizzard disebut juga lambung otot merupakan organ yang terpenting dalam sistem pencernaan unggas yang terletak antara proventrikulus dengan usus halus North and Bell, 1990. Amrullah 2004 menyatakan pencernaan mekanik pada unggas tidak terjadi didalam mulut melainkan organ yang berperan penting dalam pencernaan mekanik pada unggas adalah ventrikulus. Ventrikulus berisi bahan-bahan yang mudah terkikis seperti pasir, karang, dan kerikil. Partikel makanan yang berukuran besar akan dipecah menjadi partikel-partikel yang sangat kecil sehingga dapat masuk kedalam saluran pencernaan Bell dan Weaver, 2002. 16 Menurut Pond et al. 1995, Ventrikulus berfungsi sebagai pengganti peran gigi yaitu menggiling atau memecah partikel makananagar ukurannya menjadi lebih kecil. Penggilingan makanan akan lebih mudah dan cepat dengan adanya bahan abrasif seperti pasir dan batu kecil grit yang masuk melalui mulut Nort dan Bell, 1990. Grit dalam ventrikulus berfungsi untuk mengoptimalkan pencernaan makanan yang ada didalam karena dapat meningkatkan motilitas makanan, aktivitas menggiling makanan dan meningkatkan kecernaan ransum Sturkie, 1976. Ukuran ventrikulus mudah berubah tergantung makanan yang di makan unggas tersebut Amrullah, 2003. Pryliana 1984 menyatakan bahwa bobot ventrikulus di pengaruhi oleh kadar serat kasar banyak serat kasar yang di kosumsi, maka aktivitas ventrikulus juga akan semakin tinggi, sehingga bobot ventrikulus juga akan semakin besar. Putnam 1991 menyatakan bahwa bobot ventrikulus berkisar dari 1,6-2,3% dari bobot hidup. Brake et al. 1993, menambahkan bahwa pada umur lima minggu bobot ventrikulus ayam betina sekitar 2% dan pada ayam jantan sekitar 1,8% dari bobot badan. Hasil penelitian Mustaqim 2006 menghasilkan bobot ventrikulus ayam pedaging umur 35 hari dengan persentase sebesar 1,38% pada perlakuan kontrol dan Maya 2002 sebesar 2,6% juga dalam perlakuan kontrol. Menurut Leeson and Summer 1997, bahwa bobot ventrikulus ayam pedaging pada umur 24 hari adalah 1,45%. Hal ini disebabkan oleh jumlah pakan serat kasar semakin tinggi dalam ransum ternyata meningkatkan panjang ventrikulus tersebut, yang berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan. 17 Bobot ventrikulus dipengaruhi oleh umur, bobot badan dan makanan. Pemberian makanan yang lebih banyak akan menyebabkan aktivitas ventrikulus lebih besar untuk mencerna makanan sehingga urat daging ventrikulus menjadi lebih tebal dan membesar ukuran ventrikulus Prilyana,1984. Yaman 2010 menyatakan panjang ventrikulus ayam pedaging umur 35 hari berkisar 5-7,5 cm dan berat 44 g. Usus Halus Usus Halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan penyerapan zat-zat makanan. Terdapat berbagai enzim dalam usus halus yang berfungsi mempercepat dan mengefesiensikan pemecahan karbohidrat, protein, serta lemak untuk mempermudah proses absorpsi Suprijatna dkk., 2005. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum bagian depan, jejunum bagian tengah dan ileum bagian belakang Pond et al. 1995. Menurut Pond et al. 1995, bahwa pH usus halus cenderung asam, namun mampu mencerna proin, karena dibantu oleh enzim-enzim proteolitik. Luas permukaan usus dapat meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah vili usus yang berfungsi untuk penyerapan Frandson, 1992. Perkembangan usus halus dipengaruhi oleh kandungan serat kasar dalam ransum yang dikonsumsi. Leeson dan Summer 1997 menyatakan bahwa bobot usus halus ayam pedaging pada umur 24 hari adalah 4,1%. Akoso 1993 menambahkan bahwa usus halus berfungsi sebagai penggerak aliran ransum dalam usus dan tempat penyerapan sari makanan. 18 Kemampuan ini ditunjang oleh adanya selaput lendir yang dilengkapi denagan jenjot usus yang menonjol seperti jari dan bertekstur lembut, sehingga penyerapan zat-zat makanan bias maksimal. Perkembangan usus halus dipengaruhi oleh kandungan serat kasar dalam ransum yang dikonsumsi. Ayam dewasa memilki usus halus sepanajang 1,5 m. bagian duodenum bermula dari ujung distal rampela. Bagian ini berbentuk kelokan yang biasa disebut duodenal loop. Pancreas menempel pada kelokan ini yang berfungsi mensekresiakan prancreatic juice yang mengandung enzim amilase, lipase, dan tripsin. Jejunum dan ileum merupakan segmen yang sulit dibedakan pada saluran pencernaan ayam. Beberapa ahli menyebutkan kedua segmen ini sebagai usus halus bagian bawah Suprijatna dkk., 2005. Aliran ransum dalam sistem pencernaan ungags sangat cepat. Berbeda dengan hewan ruminansia yang memiliki kemampuan untuk mencerna selulosa. Hal tersebut disebabkan sedikitnya bakteri dalam saluran pencernaan unggas sehingga ransum berserat hanya sedikit yang dapat dicerna Blakely dan Bade, 1991. Ressang 1984 menyatakan pemanjangan usus dapat disebabkan radang usus. Radang usus ditandai dengan menurunnya nafsu makan dan kondisi tubuh yang memburuk. Rasa nyeri pada radang mengakibatkan rangsangan atas ujung-ujung syaraf sensoris yang selanjutnya akan meningkatkan frekuensi dan intensitas peristaltic usus. Peningkatan intensitas peristaltic usus akan meningkatkan panjang usus. 19 III MATERI DAN METODE
CaraMudah Membuat Pakan Burayak Ikan Cupang - Burayak seperti yang kita tahu adalah anakan dari ikan cupang yang baru menetas, burayak ini sangat rentan mati jika tidak dirawat dengan benar. Salah satu perawatan yang paling penting untuk burayak adalah pakannya. Pakan yang berkualitas akan membantu tumbuh kembang burayak ikan cupang agar cepat Carayang bisa anda lakukan untuk membuat pakan ayam dari keong emas atau siput ini yaitu. Pertama, keong direbus terlebih dahulu dengan mencampurkan garam secukupnya agar kotoran dan lendirnya hilang, kemudian tiriskan dan jemur sampai kering. Telakhhir giling sampai menajadi seperti tepung. 13. Tepung Daun LamtoroEfektifitasAntibiotik Herbal dan Sintetik Pada Pakan Ayam Broiler Terhadap Performances, Kadar Lemak Abdominal dan Kadar Kolesterol Darah. Prosiding SNST. 1(3):1-6 [2] Saleh, M dan O. SR. Pasanda. 2019. Pemanfaatan Tanaman Herbal Sebagai Antibiotik Alami Untuk Meningkatkan Indeks Performa (IP) Ayam Potensi Gulma Apu-Apu sebagai Nutrisi
Jenistanaman pelindung yang biasa digunakan yaitu apu-apu dan enceng gondok. Dalam satu kolam cukup dipilih salah satu tanaman tersebut. Jika target pakan 90 kg maka sisanya (66,9 kg) dapat digunakan untuk pakan tambahan. Bangkai ayam yang digunakan untuk pakan harus masih segar (belum berbau busuk). Kemudian, bangkai tersebut dibakar
Spesifikasialat pada Pabrik Sari Murni yang digunakan pada proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut : 1. Ketel Bahan : stainless steel Tinggi : 110 cm Diameter : 120 cm Motor : 7,5 kW Penggilingan (healer) : 10 inchi 2. Filtrasi Bahan :w2oaPAM.